Perusahaan Teknologi Raksasa PHK Sejumlah Stafnya, Linkedin Mengalami Kenaikan Traffic Cukup Drastis



AmbonBisnis.com, AMBON - Perusahaan induk Google, Alphabet, memutus hubungan kerja (PHK) setidaknya 12 ribu orang karyawan atau 6 persen dari total pekerjanya di dunia.

Pengumuman disampaikan langsung oleh CEO Alphabet Sundar Pichai melalui surat kepada seluruh pegawai.

"Ini adalah momen penting untuk mempertajam fokus kami, merekayasa ulang basis biaya kami, dan mengarahkan bakat dan modal kami ke prioritas tertinggi kami," ujar Pichai dikutip dari moneycontrol.com, Jumat (20/1).

PHK yang dilakukan Alphabet mengikuti langkah sejumlah perusahaan teknologi lainnya yang mengatakan ingin memperbaiki arah bisnisnya. Beberapa diantaranya yang sudah melakukan pemangkasan pegawai adalah Microsoft sebanyak 11 Ribu karyawan, Platform Meta 11 ribu karyawan, Twitter 3700 karyawan, dan Amazon.com 18 ribu karyawan.

Di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK), LinkedIn seperti ketiban durian runtuh. Platform media sosial ini mengalami kenaikan traffic cukup drastis.

Unggahan tentang pencarian kerja di LinkedIn mencakup posting dari pencari kerja yang mencari lowongan, tawaran kerja dari perusahaan, hingga informasi soal pelatihan karier.

Sejumlah pengguna LinkedIn yang mengalami PHK dilaporkan membuat grup yang bertujuan untuk memberikan asistensi, berkoordinasi soal surat pengunduran diri, hingga membantu memberikan koneksi untuk pekerjaan baru anggotanya.

Salah satu contohnya adalah sebuah grup LinkedIn dari karyawan yang terkena PHK Facebook pada November yang memiliki lebih dari 200 anggota.

Badai PHK yang terjadi saat ini cukup berbeda dengan apa yang terjadi di awal pandemi Covid-19. PHK era pandemi dialami sebagian besar oleh pegawai retail dan servis yang bergantung pada aktivitas offline, tetapi PHK kali ini dialami oleh karyawan 'kantoran.'

Badai PHK yang terjadi belakangan ini paling keras menghantam industri teknologi dan media.

Aplikasi mobile LinkedIn telah diunduh sebanyak 58,4 juta kali pada 2022 di Google Play dan App Store-nya Apple. Menurut firma riset Sensor Tower, angka ini menunjukkan peningkatan 10 persen dari tahun sebelumnya.

Dilansir CNN, jumlah postingan yang menyebut 'terbuka untuk bekerja' bahkan meningkat 22 persen pada November Year-over-Year (YoY). Peningkatan ini menunjukkan pengguna LinkedIn lebih aktif di platform tersebut.

Menurut laporan pendapatan terbaru perusahaan induk Microsoft, secara finansial, raihan tersebut membuat LinkedIn membukukan pertumbuhan pendapatan 17 persen YoY pada kuartal ketiga 2022.

CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan LinkedIn melihat "rekor engagement" di antara 875 juta anggotanya, dengan percepatan pertumbuhan terutama di pasar internasional.

Meski badai PHK menjadi penyebab meningkatkan trafik dan aktivitas di LinkedIn, momentum peningkatan ini sudah tampak sejak sebelum badai PHK.

"Ada peningkatan [penggunaan LinkedIn] sejak pandemi," kata Jennifer Grygiel, seorang profesor dan pakar media sosial di Syracuse University.

"Anda harus melakukan social distancing dan kita dikarantina dan orang-orang bekerja dari jarak jauh sehingga ada pergeseran jejaring dari kehidupan nyata," tambahnya. (AB001)