Laju Pertumbuhan Ekonomi Tinggi di Maluku dan Papua Tak Berdampak pada Daya Beli Masyarakat



Konsumsi Masih Rendah Meski Ekonomi Tumbuh 12,15%

AmbonBisnis.com, - Kuartal pertama tahun 2024 menunjukkan angka yang mengesankan bagi wilayah Maluku dan Papua di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut mencapai 12,15%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11%. Namun, kegembiraan atas angka-angka ini disertai dengan catatan yang mengkhawatirkan: daya beli masyarakat masih rendah.

Menurut Kepala Departemen Riset Industri dan Regional Bank Mandiri, Dendi Ramdani, tingkat konsumsi masyarakat di Maluku dan Papua masih tergolong rendah, tidak sebanding dengan laju pertumbuhan ekonominya. Bahkan, tingkat konsumsi di kedua provinsi ini jauh di bawah rata-rata nasional, yang mencapai 4,91% pada kuartal I-2024. Hal ini menjadi sorotan serius, mengingat pertumbuhan ekonomi yang tinggi seharusnya tercermin dalam peningkatan daya beli masyarakat.

Sektor Pertambangan Belum Dapat Mendorong Perekonomian Lokal

Fenomena ini juga mengungkapkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua didorong oleh sektor pertambangan dan pengolahannya, namun dampaknya terhadap perekonomian lokal masih terbatas. Dendi Ramdani menilai bahwa sektor pertambangan di kedua provinsi ini belum mampu secara signifikan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi tumbuh pesat, namun kesejahteraan masyarakat, yang tercermin dalam tingkat konsumsi, tetap rendah.

"Karakteristik dari sektor pertambangan yang tidak terlalu memiliki keterkaitan erat dengan sektor ekonomi lokal menjadi tantangan bagi kedua provinsi ini," ujar Dendi.

Pemerintah Diminta untuk Bertindak

Dalam menghadapi fakta ini, Dendi menekankan perlunya perhatian serius dari pemerintah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi seharusnya tidak hanya menjadi angka-angka belaka, tetapi juga harus mampu meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menuntut adanya langkah-langkah konkret untuk mengintegrasikan sektor pertambangan dengan perekonomian lokal, sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

"Ini tantangan ke depan, bagaimana sektor pertambangan tersebut bisa berdampak langsung dan juga melibatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut," ungkap Dendi.

Rangkuman Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Lainnya

Selain Maluku dan Papua, pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah lainnya juga patut diperhatikan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua tercatat di Sulawesi sebesar 6,35%, diikuti oleh Kalimantan sebesar 6,17%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Jawa, Bali & Nusa Tenggara, serta Sumatera juga mencatatkan angka yang beragam, dengan masing-masing tantangan dan peluang yang harus dihadapi. (AB001)

Baca artikel menarik lainnya dari AMBONBISNIS.COM di GOOGLE NEWS dan WA Channel